INDAHNYA THAILAND
Belum lama berselang sempat mengunjungi Thailand, tepatnya di Bangkok. Ngga lama sih, cuma seminggu cuma pengalaman ini benar-benar memberi banyak pembelajaran terhadap saya pribadi.
Berawal dari bandara Soekarno-Hata, kegondokan di awali, saat boarding banyak loket berjejer, orangpun ngantri dengan rapi. Eh tau-tau yang buka cuma dua loket, betapa gondoknya orang yang ngantri di line yang tidak dibuka. Kasih tau dong atau pasang tanda closed biar orang ngga keburu bikin antrian.
Duit Fiskal Buat Apaan Ya?
Belum lagi rasa ngga iklas ketika harus merogoh kocek satu juta rupiah dibuang percuma untuk bayar fiskal, kenapa ya pemerintah indonesia pakai aturan bayar fiskal
kalau mau ke luar negeri? Negara lain ko kaga ada yang bayar? duitnya buat apa ya? Singapura, Malaysia, Thailand tidak ada kebijakan fiskal, toh bandaranya lebih
bersih, lebih wangi, lebih rapi dan lebih nyaman. Tidak seperti bandara kita yang toiletnya saja airnya pada mampet. Negara model gini mah kaga bakalan industriwisatanya maju. Mau Visit Indonesian Year seribu kali juga orang udah tau kalau Indonesia belum layak dikunjungi.
Sesampainya di Bangkok, rasa kagum saya kian bertambah, bandara barunya ma....keren banget, konon sih bandara internasional terbesar di Asia Tenggara. Keluar dari bandara juga kita nyaman, semua tertata rapi, mau naik taksi atau bis sudah ada jalurnya dengan jelas, tanpa harus dikejar-kejar atau diewer-ewer sama calo bis.
Makanan Serba Murah
Cerita makanan lebih seru lagi di negara gajah putih ini, makanan memang serba murah, jus jeruk asli hasil perasan buah segar yang di kemas dalam botol 600 ml dijual hanya dengan harga 10 bhat atau setara Rp. 2.500, coba di Indonesia es jeruk udah di campur air, dan es batu segelasnya dijual Rp. 6000 ribuan. Durian apa lagi, durian segede gajah dijual cuma sekitar 40-60 ribu per buahnya, walah.. kalau Indonesia bisa 120 ribuan nih. Udang, kepiting siap santap hanya berkisar antara 60 ribuan. Coba di sini kayanya mikir dulu makan menu ginian soalnya bisa habis 250 ribuan. Jangan lupa juga cobain sup tom yam gung, beda banget rasanya dengan tom yam di sini, lebih kentel kuahnya, lebih pedes, lebih asem, lebih segar dan tentu saja jauh lebih murah. Pakaian, tas dan hasil kerajinan tangan juga dijual jauh lebih murah dibandingkan Indonesia.
Wisatanya Ok Banget
Kesiapan Thailand dalam menerima wisatawan memang layak diacungin jempol. Penduduknya ramah, negaranya aman. Mau pergi jam 2 malam juga perasaan tenang karena angka kriminalnya rendah. Coba di Indonesia? ditemanin satpam juga kalau keluar malam masih was-was. Jalanan memang rada macet, namun ngga separah Jakarta, tetapi yang saya lihat tidak ada orang membunyikan klakson seperti pemandangan di Jakarta. semua menanti dengan sabar. Jalanan juga tidak penuh asap knalpot (karena bahan bakarnya pakai gas?) sehingga nafas kita tidak sesak dan muka tidak cemong karena jelaga asap knalpot...Sungai-sungai di Thailand juga bening dan bersih walaupun sungai membelah kota Bangkok. Ini karena kesadaran masrakat yang tinggi akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Coba Ciliwung, kayanya sudah menjadi tempat sampah terpanjang se Asia Tenggara.
Setiap pojok jalanan selalu ada kantor informasi buat wisatawan, jadi ngga perlu takut nyasar. Apalagi di sini walaupun sekedar supir taksi bahasa Inggrisnya sudah
cas-cis cus, jadi kita tetap bisa berkomunikasi walaupun pendatang, secarrra kalau di Indonesia? Lokasi wisata juga layak jual, dalam arti kita ngga merasa sia-sia mengeluarkan duit untuk mengunjungi sebuah obyek wisata karena mereka memang menyuguhkan sesuatu yang siap tonton. Tidak seperti Jakarta, Program Enjoy Jakarta yang sedang digembar-gemborkan sekarang saya yakin ga bakal sukses, siapa yang mau datang kalau lokasi wisatanya tidak dikelola dengan baik, apalagi rasa aman, jauh bo....
Bangga Jadi WNI?
Pemerintah kayanya perlu belajar deh dari negeri gajah putih ini dalam mengelola pariwisatanya. Kebayang ngga sih, negeri yang habis kudeta menggulingkan perdana mentri namun tetap aman dan nyaman di kunjungi? coba Indonesia, pasti lagi bakar-bakaran, hujan batu dan macet karena demo dimana-mana. Kalau begini gemana mau ngebanggain ke orang luar? Kayanya kita semua ngga bangga jadi warganegara Indonesia. Bener ngga...?!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar