Related Posts with Thumbnails

Minggu, 30 November 2008

Hindari Gangguan Pencernaan


Hindari Gangguan Pencernaan

Produktivitas adalah kata kunci yang kerap didengungkan di dunia kerja. Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan produktivitas antara lain dengan menyediakan peralatan dan ruang kerja yang mendukung. Namun, gangguan produktivitas tak hanya berasal dari tidak tersedianya fasilitas, tetapi nisa juga dari diri karyawan itu sendiri.

Gangguan pencernaan, misalnya, meski kerap dianggap bukan gangguan kesehatan yang serius tapi jika sudah menyerang dapat menyebabkan produktivitas kerja menurun. Betapa tidak? Konsentrasri orang yang sakit perut pasti buyar sehingga pekerjaan pun terganggu.

Ada banyak penyebab gangguan pencernaan. Salah satunya adalah stres. Telah lama diketahui bahwa kondisi mental-emosional seseorang dapat berpengaruh pada kondisi fisiknya. Contoh yang paling sederhana ialah seorang yang sedih akan menangis, atau dengan kata lain, kelenjar-kelenjar air mata berfungsi atau berproduksi secara berlebihan. Demikian pula halnya dengan seseorang yang sedang mengalami kecemasan, kelenjar asam lambungnya akan berproduksi secara berlebihan sehingga orang tersebut mual, kembung, pedih.

Menurut seorang pakar kesehatan jiwa, stres yang mengakibatkan timbulnya gangguan pencernaan merupakan stres tingkat lanjut. Awalnya, stres ditandai oleh kegugupan. Berikutnya, gangguan meningkat dengan terjadinya gangguan pencernaan dan penderita merasa lelah serta tidak bisa santai. Pada tahap berikutnya, gejala-gejala tersebut terus memburuk, hingga debaran jantung terasa amat keras, nafas sesak, badan gemetar dan bisa mengalami pingsan.

Selain itu, gangguan pencernaan juga dapat disebabkan pola hidup yang tidak sehat dan teratur, misalnya makan tidak teratur, makan berlebihan, makan terlalu cepat, makan makanan berlemak tinggi, dan mengonsumsi terlalu banyak kopi. Jika demikian, bukan hal aneh jika terjadi gangguan pencernaan.

Gangguan pencernaan dapat juga terjadi jika ada gangguan enzim atau karena adanya ketidakseimbangan jumlah bakteri asam laktat dengan jumlah bakteri patogen dalam usus. Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan menjaga kecukupan enzim dan bakteri asam laktat yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, yang terpenting tentu saja menjaga pola makan tetap seimbang dan teratur serta bergizi. (ACA-Fitur Klasika Kompas 20 November 2008)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar