Serangan Diabetes Meluas

Serangan Diabetes Meluas

Kini Sasarannya Kelompok Usia Muda

Diabetes Melitus atau DM menjadi ancaman serius bagi masyarakat. Menurut Badan Kesehatan Dunia atau WHO, angka kejadian diabetes di Indonesia menempati urutan keempat tertinggi di dunia yaitu 8,4 juta jiwa, pada tahun 2000. Penyakit ini banyak menyerang pada usia muda atau produktif.

Untuk mencegah komplikasi, faktor risiko diabetes melitus harus dikendalikan,” kata Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Departemen Kesehatan Yusharmen, dalam acara peringatan Hari Diabetes Sedunia, Kamis (13/11), di Jakarta.

Menurut Federasi Diabetes Internasional, diabetes merupakan penyebab kematian urutan ketujuh di dunia. Tiap tahun ada 3,2 juta kematian terkait diabetes. Pada tahun 2003, WHO menyebutkan jumlah penderita DM 194 juta jiwa dan diperkirakan meningkat jadi 333 juta pada tahun 2025.

Survei Kesehatan Rumah Tangga memperlihatkan, prevalensi atau angka kejadian DM meningkat dari tahun 2001 sebesar 7,5 persen menjadi 10,4 persen pada tahun 2004. Adapun hasil survei Badan Pusat Statistik tahun 2003 menunjukkan, prevalensi DM 14,7 persen di perkotaan dan 7,2 di pedesaan.

”Peningkatan prevalensi diabetes seiring peningkatan faktor risiko, yaitu obesitas atau kegemukan, kurang aktivitas fisik, kurang konsumsi serat, tinggi lemak, merokok, hiperkolesterol, dan kadar gula tinggi,” Kata Yusherman. Seiring pergeseran gaya hidup, kini kian banyak anak-anak terserang DM.

Komplikasi

”Di negara berkembang, diabetes banyak banyak terjadi pada masa produktif,” kata Ketua Persatuan Diabetes Indonesia dr Achmad Rudijanto. DM adalah kelainan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin relatif atau absolut. Hal ini ditandai peningkatan kadar gula dalam darah, sering diikuti kelainan metabolisme lemak dan protein.

Normalnya, kadar glukosa puasa kurang dari 100 mg/dl atau kadar glukosa 2 jam setelah makan kurang dari 140 mg/dl. Pada penderita DM, kadar glukosa puasa lebih dari 126 mg/dl atau kadar gula 2 jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl, disertai gejala diabetes, seperti mudah haus, banyak kencing pada malam hari, mudah lapar, lelah dan berat badan turun drastis.

”Jika tidak diatasi, gejala diabetes akan jadi diabetes tipe dua. Beberapa penyakit terkait diabetes di antaranya neuropathy, stroke, kelainan jantung, kelainan pembuluh darah dan syaraf kaki, komplikasi pada ginjal dan saluran kemih,” kata Rudi.

Untuk itu, DM perlu dikendalikan dengan kontrol gula darah, mengonsumsi makanan bergizi seimbang dan kaya serat secara terencana, tidak merokok, olahraga teratur, mengendalikan berat badan. Sebagian pasien perlu mengonsumsi obat atau disuntik insulin (EVY – Kompas Jumat, 14 November 2008)