Related Posts with Thumbnails

Selasa, 18 Agustus 2009

MENGANALISA SENDIRI WARNA URINE

Sudah jadi rahasia umum jika urin bisa digunakan untuk menganalisa berbagai penyakit. Urine normal berwarna mulai kuning jernih hingga kuning pucat, meskipun kita tahu perubahan warna tak selalu menjadi indikasi adanya penyakit, namun ada baiknya Anda membaca panduan ini untuk kesehatan Anda.Urine berwarna kemerahan menandakan adanya darah pada urine, yang bisa menjadi indikasi adanya gangguan batu ginjal, atau kanker pada ginjal dan kandung kemih. Namun bisa jadi urine berwarna merah jika Anda mengkonsumsi pencahar atau makan buah bit secara berlebihan. Namun untuk lebih amannya sebaiknya tanyakan lebih lanjut pada dokter Anda.

Urine berwarna kecoklatan bisa menandakan adanya darah dalam urine. Tapi urine juga dapat berubah warna coklat jika ada otot yang rusak atau melakukan olahraga terlalu berlebihan. Bisa juga akibat terlalu banyak makan kacang. Urine berwarna kecoklatan juga mengindikasikan adanya porphyria penyakit kelainan pada darah.

Urine berwarna kuning tua atau pekat kemungkinan akibat dehidrasi, tapi bisa juga merupakan tahap awal penyakit liver. Datanglah ke dokter jika menjumpai warna urine Anda seperti ini terus menerus.Urine berwarna kuning terang bisa juga akibat mengkonsumsi vitamin dalam dosis tinggi, terutama riboflavin (vitamin B).Urine berwarna orange mengindikasikan penyakit hepatitis atau malaria, Anda bisa berkonsultasi pada dokter Anda, jika kerap menjumpai warna urin seperti ini. Pyridium, antibiotik yang biasa digunakan untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga dapat membuat urine Anda berwarna orange. Begitu juga bila Anda melakukan diet vegetarian.

Selain warna, urin juga mengelurkan bau yang juga bisa digunakan untuk mendeteksi penyakit. Misalnya pada penderita diabetes dan kelaparan bau urinnya cenderung manis dan berbau buah, sementara untuk urin yang terinfeksi bakteri E. coli lebih memproduksi urin dengan bau yang sangat menyengat.

Berbeda dengan urin pada tubuh sehat yang cukup steril dan hampir tidak berbau saat keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urin dan mengubah zat dalam urin sehingga menghasilkan bau yang khas.

Sumber: webmd/rit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar