Sehat dengan Secangkir Teh
Penulis: Budi Sutomo
Hampir semua orang pernah minum teh. Selain nikmat, minuman asal negeri Cina ini juga menyimpan banyak manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh. Kini teh semakin diminati. Wajar saja, karena sambil mereguk kesegarannya kita juga bisa mendapatkan manfaatnya. Penyakit seperti jantung, kanker dan anemia bisa dicegah dengan minum teh secara teratur.
Sejarah Teh
Budaya minum teh di Cina sudah ada sejak 2737 SM, tepatnya pada masa pemerintahan Khaisar Shen Nong. Selanjutnya teh dibawa para pendeta Budha ke Jepang (709-784). Dalam perkembangannya teh sampai juga ke daratan Eropa pada abad ke-17 ketika VOC membawanya ke Belanda (1610). Di Indonesia teh mulai dikenal pada tahun 1864, setelah diperkenalkan oleh dr. Andreas Clever yang berkebangsaan Jerman.
Budaya minum teh di Cina sudah ada sejak 2737 SM, tepatnya pada masa pemerintahan Khaisar Shen Nong. Selanjutnya teh dibawa para pendeta Budha ke Jepang (709-784). Dalam perkembangannya teh sampai juga ke daratan Eropa pada abad ke-17 ketika VOC membawanya ke Belanda (1610). Di Indonesia teh mulai dikenal pada tahun 1864, setelah diperkenalkan oleh dr. Andreas Clever yang berkebangsaan Jerman.
Banyak Ragamnya
Di Indonesia ada dua jenis teh, yaitu Camellia sinensis varietas assamica yang diolah menjadi teh hitam dan Camellia sinensis varietas sinensis yang menjadi bahan baku teh hijau dan Oolong, the Cina yang terkenal nikmat. Teh juga dibedakan berdasarkan proses fermentasinya. Semakin lama proses fermentasi, warna daun yang hijau akan berubah menjadi cokelat dan akhirnya kehitaman. Selain itu, proses pembakaran sangat menentukan citarasa teh dan aroma yang nikmat.
Di Indonesia ada dua jenis teh, yaitu Camellia sinensis varietas assamica yang diolah menjadi teh hitam dan Camellia sinensis varietas sinensis yang menjadi bahan baku teh hijau dan Oolong, the Cina yang terkenal nikmat. Teh juga dibedakan berdasarkan proses fermentasinya. Semakin lama proses fermentasi, warna daun yang hijau akan berubah menjadi cokelat dan akhirnya kehitaman. Selain itu, proses pembakaran sangat menentukan citarasa teh dan aroma yang nikmat.
Teh yang tidak melalui proses fermentasi biasa disebut dengan green tea atau teh hijau. Teh yang tidak difermentasi ini biasanya berwarna hijau lumut hingga kekuningan dan memiliki aroma tanaman teh yang segar. Konon teh hijau ini diyakini sangat ampuh menurunkan kadar kolesterol. Berbeda dengan hongcha (teh berwarna merah) atau yang di Barat lebih dikenal dengan black tea. Teh jenis ini harus melalui proses fermentasi terlebih dahulu sebelum dibakar.
Bermanfaat untuk Kesehatan
Beragam penelitian ilmiah telah banyak mengungkap manfaat teh. Hasilnya sungguh mengagumkan. Senyawa kimia terkandung seperti asam tonnic bermanfaat sebagai anti radang. Kandungan kafeinnya yang tidak terlalu tinggi mampu menstimulir metabolisme tubuh dan meningkatkan fungsi otak. Selain itu, senyawa polifenol jenis katekin dan theaflavin, yang berfungsi sebagai antioksidan, membantu menormalkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Zat antioksidan juga membantu mengeluarkan radikal bebas dari tubuh sehingga kita terhindar dari keracunan dan resiko kanker. Senyawa lain seperti theanin pada teh juga bermanfaat untuk relaksasi, sedangkan katekinnya terbukti ampuh melawan sel kanker.
Beragam penelitian ilmiah telah banyak mengungkap manfaat teh. Hasilnya sungguh mengagumkan. Senyawa kimia terkandung seperti asam tonnic bermanfaat sebagai anti radang. Kandungan kafeinnya yang tidak terlalu tinggi mampu menstimulir metabolisme tubuh dan meningkatkan fungsi otak. Selain itu, senyawa polifenol jenis katekin dan theaflavin, yang berfungsi sebagai antioksidan, membantu menormalkan tekanan darah pada penderita hipertensi. Zat antioksidan juga membantu mengeluarkan radikal bebas dari tubuh sehingga kita terhindar dari keracunan dan resiko kanker. Senyawa lain seperti theanin pada teh juga bermanfaat untuk relaksasi, sedangkan katekinnya terbukti ampuh melawan sel kanker.
Tip Seputar Teh:
· Gunakan piranti dari tembikar atau keramik untuk alat menyajikan teh. Selain cantik, alat ini juga mampu menahan panas lebih lama dan tidak menyerap aroma teh sehingga citarasa tetap prima.
· Jangan menyeduh teh dengan air terlalu panas, cukup air dengan kisaran suhu 80o C agar kafein dan tannin tidak banyak terekstrak sehingga warna tidak terlalu pekat dan citarasa tetap prima.
· Jangan pernah merebus teh, cara ini hanya akan membuat warna cairan lebih pekat dan aroma khas teh hilang. Merebus teh berulang juga membuat oksigen terlarut berkurang dan menurunkan citarasa teh.
· Menikmati teh juga bisa di variasikan dengan menambahkan susu, daun mint, jeruk lemon, kapulaga atau batang serai. Sajikan teh sesegera mungkin setelah diseduh karena teh tidak hanya diminum, namun juga dinikmati keharuman aromanya.
· Jangan menyimpan teh berdekatan dengan bahan yang beraroma tajam karena teh sangat menyerap bau. Simpan di tempat tertutup rapat dan kering agar kualitas tetap baik. (Budi Sutomo)
· Gunakan piranti dari tembikar atau keramik untuk alat menyajikan teh. Selain cantik, alat ini juga mampu menahan panas lebih lama dan tidak menyerap aroma teh sehingga citarasa tetap prima.
· Jangan menyeduh teh dengan air terlalu panas, cukup air dengan kisaran suhu 80o C agar kafein dan tannin tidak banyak terekstrak sehingga warna tidak terlalu pekat dan citarasa tetap prima.
· Jangan pernah merebus teh, cara ini hanya akan membuat warna cairan lebih pekat dan aroma khas teh hilang. Merebus teh berulang juga membuat oksigen terlarut berkurang dan menurunkan citarasa teh.
· Menikmati teh juga bisa di variasikan dengan menambahkan susu, daun mint, jeruk lemon, kapulaga atau batang serai. Sajikan teh sesegera mungkin setelah diseduh karena teh tidak hanya diminum, namun juga dinikmati keharuman aromanya.
· Jangan menyimpan teh berdekatan dengan bahan yang beraroma tajam karena teh sangat menyerap bau. Simpan di tempat tertutup rapat dan kering agar kualitas tetap baik. (Budi Sutomo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar