Related Posts with Thumbnails

Kamis, 27 April 2006

Penyakit Flu Burung dan Pendekatan Kuliner

Penyakit Flu Burung dan Pendekatan Kuliner
Penulis: Budi Sutomo
Flu burung semakin banyak memakan korban. Masyarakat menjadi enggan mengkonsumsi daging ayam. Di sisi lain, daging ayam merupakan sumber protein hewani yang relatif murah dan mudah didapat dibandingkan dengan sumber protein lain, seperti daging sapi atau kambing. Kandungan protein daging ayam sangat baik untuk anak-anak di masa petumbuhan dan perkembangan otak. Jangan panik, kenali virusnya, cara penularan, pencegahan dan mengolah ayam secara benar agar, tentunya agar Anda terhidar dari wabah virus mematikan ini.
Virus flu burung (Avian Influenza) sebenarnya penyakit hewan unggas, seperti ayam, burung, bebek dan kalkun. Semenjak tahun 1918 virus ini sudah ditemukan di Italia, baru pada tahun 1950 Avian Influenza mulai menyerang manusia. Seperti tipe virus H5N1. Jenis ini sangat mudah bermutasi pada manusia dan bersifat patogen (mematikan). Mengolah daging ayam dan unggas secara benar adalah salah satu cara mencegah penularan.

Kiat Mengolah Daging Ayam Agar Terbebas Flu Burung

Pemberitaan media tentang flu burung berimbas pada menurunya konsumsi daging ayam. Sangat disayangkan, mengingat daging ayam merupakan sumber protein hewani yang baik. Dilihat dari tekstur, daging ayam mempunyai tekstur empuk atau tidak terlalu liat. Saluran pencernaan bekerja tidak terlalu berat dibandingkan mengkonsumsi daging kambing atau sapi. Cocok dikonsumsi bagi anak-anak, lansia maupun pasien yang sedang sakit. Komposisi zat gizi daging ayam juga cukup baik, terutama kandungan protein, energi, mineral dan kalsiumnya. Menurut Daftar Analisis Bahan Makanan (1995), setiap 100 gr daging ayam mengandung protein 18.2 g, energi 95 Kal, fosfor 200 mg dan kalsium 14 mg.
Penularan melalui daging ayam maupun unggas bisa dicegah dengan pengolahan yang tepat. Seperti Rekomendasi badan kesehatan dunia WHO yang dilansir sebuah situs internet. Menurut WHO, penularan lewat konsumsi daging ayam dan unggas bisa dicegah dengan menghindari mengkonsumsi bagian kepala, leher dan jeroan ayam terlebih dahulu. Bagian ini adalah tempat dimana virus flu burung berkembang biak. Mengolah daging ayam, baik dengan cara dikukus, direbus, digoreng maupun dibakar harus menggunakan suhu di atas 80oC. Virus Avian influenza akan mati pada kisaran suhu ini. Mengolah daging ayam harus benar-benar matang hingga ke bagian dalam.

Berikut kiat memilih dan mengolah daging ayam yang benar;

1. Pilih daging ayam berkualitas baik, seperti daging berwarna merah muda dan terlihat segar. Ciri-ciri ini menandakan ayam dipotong dalam keadaan sehat.
2. Urungkan niat membeli daging ayam jika terlihat bercak kebiruan, berlendir dan tecium busuk. Ciri tersebut menandakan ayam sudah tidak segar lagi. Pada beberapa kasus, daging ayam berwarna kebiruan menandakan ayam mati karena tidak dipotong tetapi karena mati sakit.
3. Simpan daging ayam di tempat yang tertutup rapat dan dimasukan ke dalam dalam freezer untuk menghindari pertumbuhan virus flu burung dan kontaminasi mikroba patogen lainnya. Cuci daging ayam sebelum diolah, mencuci berarti membersihkan kotoran baik yang terlihat maupun yang tidak dipermukaan daging.
4. Metode memasak daging ayam dengan teknik mengukus memerlukan waktu 30 menit untuk mematikan virus flu burung. Pemanasan terlebih dahulu kukusan hingga air mendidih baru daging ayam dikukus.
5. Menggoreng sebaiknya dilakukan ketika minyak mencapai titik didih. Jangan menggunakan api yang terlalu besar sehingga permukaan daging ayam sudah matang namun bagian dalamnya masih mentah. Kondisi ini memungkinkan virus flu burung tetap hidup.
6. Untuk memasak menggunakan oven, ikuti petunjuk panel. Usahakan suhu oven di posisikan pada suhu di atas 160oC. Metode ini memerlukan waktu lebih lama, dekitar 60 menit karena pemanasan dengan oven berjalan lebih lambat.

Gejala Flu Burung
Seperti penyakit flu lainnya, gejala awal yang timbul adalah suhu tubuh naik lebih dari 38oC, badan terasa pegel linu, pusing, batuk-batuk, tenggorokan sakit, badan lemas dan hidung berlendir. Tanda-tanda lain adalah, kondisi penderita flu burung tidak kunjung membaik tetapi sebaliknya. Dalam waktu singkat penyakit ini akan menjadi lebih berat berupa peradangan paru-paru (pneumonia). Jika tidak ditangani secara tepat, penderita flu burung akan mengalami koma dan berakhir dengan kematian. Korban biasanya lebih banyak anak-anak dibandingkan orang dewasa, ini karena daya tahan tubuh anak masih lemah sehingga rentan terhadap serangan virus.
Penularan
Avian influenza menular dengan beragam cara. Kebanyakan kasus flu burung diderita oleh mereka yang pernah kontak langsung dengan unggas. Penularan bisa dari liur (salvia), kotoran (feses) atau mengkonsumsi daging unggas/ayam yang tidak diolah secara benar. Masa inkubasinya bervariasi, antara 1-7 hari. Virus ini juga mampu bertahan hidup cukup lama. Bahkan pada kotoran dan jaringan tubuh unggas yang sudah mati sekalipun. Pada kisaran suhu 22oC, Avian influenza bisa bertahan hidup dalam air selama empat hari, sedangkan pada suhu OoC, kemampuan bertahan hidupnya mencapai satu bulan. Waspadai penularan lewat udara, kotoran ayam dan burung yang mengering dapat terhirup oleh nafas kita.
Pencegahan & Pengobatan
Pencegahan flu burung bisa dilakukan dengan cara, menghindari peternakan unggas atau tempat pemotongan ayam, kontak langsung dengan unggas, selalu mencuci tangan dengan sabun ketika habis kontak dengan unggas, jangan lupa gunakan masker pelindung jika berkunjung ke daerah peternakan yang positif terjangki flu burung. Terapkan pola hidup sehat, istirahat cukup, mengkonsumsi makanan bergizi agar daya tahan tubuh meningkat. Segera memeriksakan diri ke dokter ketika terserang flu dan tak kunjung sembuh selama 3 hari.
Untuk memastikan seseorang terjangkit flu burung memerlukan waktu cukup lama. Serangkaian pemeriksaan harus dijalani. Mulai dari pemeriksaan serologik untuk melihat terbentuknya antibodi dalam darah, dilanjutkan dengan isolasi virus dengan mengambil sampel cairan dari saluran napas (trakea). Serangkaian ini memakan waktu lebih dari dua minggu. Lakukan perawatan yang baik dengan cara memberikan menu bergizi tinggi, terutama vitamin C yang berfungsi menjaga dan memelihara ketahanan tubuh. Diharapkan dengan makanan berkualitas, daya imun tubuh meningkat dan tubuh secara alami akan memerangi virus ini. Oseltamivir adalah anti virus yang digunakan untuk mengobati flu burung, tentunya dengan pengawasan dokter. (Budi Sutomo/Berbagai Sumber)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar