Melihat Kandungan Bawang Putih
Bawang putih (Allium sativum) atau garlic dalam bahasa Inggris kerap diidentikkan sebagai alat untuk mengusir drakula (Makhluk pengisap darah dalam novel karya Bram Stoker). Namun, hal itu hanya terjadi di film. Di dunia nyata, bahan makanan ini memiliki manfaat bagi manusia.
Entah sejak kapan manusia mengenal bawang putih dan mulai menggunakannya untuk beragam kebutuhan. Namun, kalau mau menengok ke belakang, manfaat bawang putih untuk masakan dan kesehatan ini sudah dikenal sejak jaman Yunani dan Romawi kuno.
Bawang putih dikenal mengandung vitamin A yang berfungsi sebagai nutrisi pendukung imunitas sehingga tubuh tidak mudah terserang penyakit, vitamin B1 (tiamin) yang bisa membantu pertumbuhan manusia, dan memaksimalkan pengubahan karbohidrat menjadi energi, serta vitamin B2 (riboflavin) yang juga berperan penting dalam pertumbuhan. Dan, tak ketinggalan vitamin C yang selain sebagai antioksidan juga bisa menjaga kesehatan gusi.
Kandungan lainnya adalah kalsium, yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. Demikian juga zat besi yang sangat bermanfaat dalam pembentukan hemoglobin dan kekebalan tubuh. Kekurangan zat besi dapat memicu terjadinya anemia atau kekurangan sel darah merah.
Bawang putih yang hampir selalu diikutsertakan sebagai bumbu pelengkap masakan di tanah air juga dinilai mampu mengatasi kolesterol. Hal ini karena bawang putih mengandung ajone, yaitu suatu senyawa yang juga dapat mencegah penggumpalan darah.
Penelitian Bordia yang dimuat dalam American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 1981 mengungkapkan bahwa bawang putih mampu menurunkan kolesterol hingga 14 persen dan meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein) sebesar 40 persen setelah enam bulan (KCM, 31 Juli 2006).
Ada banyak manfaat lain yang dimiliki bawang putih, tapi paling tidak hal-hal tersebut di atas cukup memberi gambaran bahwa di balik bentuknya yang mungil, tersimpan ragam manfaat yang tak terkira. (ASP-Kompas/Klasika/12 September 2008).
Bawang putih (Allium sativum) atau garlic dalam bahasa Inggris kerap diidentikkan sebagai alat untuk mengusir drakula (Makhluk pengisap darah dalam novel karya Bram Stoker). Namun, hal itu hanya terjadi di film. Di dunia nyata, bahan makanan ini memiliki manfaat bagi manusia.
Entah sejak kapan manusia mengenal bawang putih dan mulai menggunakannya untuk beragam kebutuhan. Namun, kalau mau menengok ke belakang, manfaat bawang putih untuk masakan dan kesehatan ini sudah dikenal sejak jaman Yunani dan Romawi kuno.
Bawang putih dikenal mengandung vitamin A yang berfungsi sebagai nutrisi pendukung imunitas sehingga tubuh tidak mudah terserang penyakit, vitamin B1 (tiamin) yang bisa membantu pertumbuhan manusia, dan memaksimalkan pengubahan karbohidrat menjadi energi, serta vitamin B2 (riboflavin) yang juga berperan penting dalam pertumbuhan. Dan, tak ketinggalan vitamin C yang selain sebagai antioksidan juga bisa menjaga kesehatan gusi.
Kandungan lainnya adalah kalsium, yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi. Demikian juga zat besi yang sangat bermanfaat dalam pembentukan hemoglobin dan kekebalan tubuh. Kekurangan zat besi dapat memicu terjadinya anemia atau kekurangan sel darah merah.
Bawang putih yang hampir selalu diikutsertakan sebagai bumbu pelengkap masakan di tanah air juga dinilai mampu mengatasi kolesterol. Hal ini karena bawang putih mengandung ajone, yaitu suatu senyawa yang juga dapat mencegah penggumpalan darah.
Penelitian Bordia yang dimuat dalam American Journal of Clinical Nutrition pada tahun 1981 mengungkapkan bahwa bawang putih mampu menurunkan kolesterol hingga 14 persen dan meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein) sebesar 40 persen setelah enam bulan (KCM, 31 Juli 2006).
Ada banyak manfaat lain yang dimiliki bawang putih, tapi paling tidak hal-hal tersebut di atas cukup memberi gambaran bahwa di balik bentuknya yang mungil, tersimpan ragam manfaat yang tak terkira. (ASP-Kompas/Klasika/12 September 2008).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar